Dewasa kini, mengenal beraneka budaya sangatlah mudah. Kita bisa mengenalnya melalui jaringan internet yang dapat diakses di mana saja. Perbedaan adanya budaya di tiap-tiap negara memiliki daya tarik tersendiri. Budaya mempengaruhi banyak aspek dalam kehidupan manusia, memengaruhi agama, pendidikan atau pola pikir, politik, adat istiadat, bahasa, bangunan, pakaian, bahkan dalam suatu karya seni tak lekang oleh pengaruh budaya.
Untuk menambah pengetahuan pendidikan serta kebudayaan di berbagai negara di dunia, SMALKI mengadakan kegiatan bernama Festival Budaya Internasional. Kegiatan ini bertujuan untuk mengenalkan pendidikan di beberapa negara juga mengenalkan budaya negara tersebut. Kali ini kami mengundang narasumber atau diaspora dari negara Mesir dan Belanda.
Diaspora kami yang pertama berasal dari Mesir yang bernama Muhammad Saif Sulthana Junnah. Ka Saif sedang menjalankan pendidikan sarjananya di Universitas Al- Azhar Cairo Mesir dengan jurusan Fakultas Dirawat Islamiyah. Beliau membagikan pengalamannya bersekolah di sana dan bercerita juga dengan kebudayaan unik yang ada di negara Mesir. Hal ini diperkuat dengan pengalaman yang disampaikan oleh Bapak Ahmad Hasymi yang merupakan alumni dari universitas yang sama.
Diaspora kami yang kedua bernama Muhammad Ra Syafi, S.E, B.Sc yang telah meraih double degree dari Universitas Indonesia dan University of Amsterdam. Saat ini ka Syafi sedang melanjutkan studi masternya di Erasmus School of Economics. Dengan suhu 18 derajat celcius di kota Rotterdam tempat beliau tinggal, Ka Syafi berbagi secara rinci pengalamannya bersekolah di 3 Universitas saat menempuh pendidikan S1 yang sangat menarik, ditambah saat ini pengalamannya mulai menempuh pendidikan S2 di Belanda.
Dari kedua diaspora tersebut, kami mendapatkan pengalaman dan pengetahuan baru seputar kebudayaan dan pendidikan di negara-negara tersebut. Kami juga mendapat pengetahuan tentang entrepreneurship yang bisa dilakukan mahasiswa di sana untuk menambah pengalaman. Ada mahasiswa yang menjadi guide pariwisata ada juga yang memilih untuk bekerja paruh waktu.
Dari cerita pengalaman diaspora tersebut, kami juga menjadi paham bahwa aktif berorganisasi sangat penting untuk menunjang keterampilan kita dalam beradaptasi, berdiskusi, dan menambah wawasan pendidikan non akademik lainnya.
Maka untuk menunjang hal tersebut, nantikan kegiatan kita selanjutnya yaitu SMALKI VOTEDAY! Sampai jumpa. (Istiana Mawarni)